Senin, 29 Desember 2008

SUKSES ACARA TEMU ALUMNI 2008












Kita simak pendapat para alumni setelah acara Festival Alumni selesai:

Rahmanarief : "Jempol dua buat P.Adit dan pasukannya.. .juga selamat buat P.Indung sebagai ketua IKA-TI ITS. Makanannya enak, es jeruk SMP 1-nya mantap, sate buntelnya juga enak, tahu campurnya sedap, dan semuanya tampak puas. Selamat buat Jurusan TI-ITS..."


Doddy
: "Bapak Ibu sekalian...
Kita perlu memberikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya festival alumni kemarin malam (27/12/2008)
Walaupun hujan dueraaas, ternyata tidak menghalangi banyak alumni kita yang hadir kemarin malam. Konfirmasi sekitar 166 orang, yang hadir
kira-kira 130-140an orang. Ditambah mahasiswa yang menjadi panitia atau
tidak, rasanya kampus kita kemarin penuh sesak....

Selamat buat pak Indung, Pak Aditya dan tim mahasiswa (salah satu
motor penggeraknya adalah puterinya buya Bustanul yg bernama Bella)
yang telah mengubah kampus kita menjadi berwarna-warni dan romantis
(soalnya Pak Aditya akan menikah 2 minggu lagi;).
Walaupun ada sedikit problem di sound system (mixer rusak kehujanan
dan harus ditukar) di awal acara sehingga talk show kurang begitu lancar...
Namun secara umum acara kemarin sangat baik, saya lihat kelompok2
alumni per angkatan sangat enjoy dengan acara kemarin.
Begitu juga pengumpulan database / tracer study via komputer
cukup berhasil menjaring data-data baru...

Selamat buat pak Indung yang terpilih jadi Ketua IKA TI-ITS pertama.
Selamat buat pak Aditya yang telah bekerja keras memimpin "pasukan semut"...
(he he he bener kata temen2, dia cocok untuk menjadi Ketua A3 ...)"

Kreshna Aditya TI 99 : "Alhamdulillah, saya baru saja pulang dari acara Festival Alumni di kampus. Rasanya apresiasi kepada panitia dan pengelola JTI adalah
sesuatu yang memang layak diberikan. Acara bisa dibilang sukses dan
terlihat penuh dengan berbagai persiapan. Mulai dari pengisian
database alumni yang didukung dengan banyak laptop, pameran yang
diadakan lab2, serta makanan lezat serta berlimpah. Soal berlimpahnya
makanan ini mungkin karena yang diperkirakan datang sebenarnya lebih
banyak dari yang benar2 datang. Walaupun yang datang sudah bisa
dibilang banyak, namun memang disayangkan hujan lebat dan banjir di
beberapa ruas jalan menyebabkan banyak alumni terpaksa membatalkan
kedatangannya (dalam acara terlihat para alumni yang datang terus
berusaha menghubungi teman2nya yang belum datang). Intinya, dari semua
temu alumni yang pernah diadakan, menurut saya ini termasuk yang
terbaik. Tentu saja terbaik sampai saat ini, karena yang ke depan2nya
seharusnya bisa lebih heboh lagi.

Yang perlu diapresiasi berikutnya adalah pembentukan IKA secara
simbolik dengan cara memilih ketua di antara dua calon.
Saya ucapkan selamat bertugas kepada Bapak Indung yang baru terpilih
sebagai Ketua IKA pertama. Semoga posisi beliau yang unik, yaitu sebagai
seorang profesional dan sekaligus juga sebagai 'orang internal' JTI, bisa
dimanfaatkan untuk mengukuhkan fondasi IKA yang baru saja terbentuk.
Kami tunggu dan dukung sepak terjang Bapak Indung dalam membentuk IKA
yang dapat berperan strategis dalam lingkaran sinergi alumni, jurusan,
dan mahasiswa dalam memajukan JTI. Semoga sukses.

PS: Buat panitia... itu ban lengan (handband) mau (baca: harus) dipakai sampai
kapan? Ini kan dah bulan Desember... :)
Thank you all.
Regards,
Kreshna Aditya TI '99

6 komentar:

Imron Kuswandi M. mengatakan...

HIKMAH SILATURRAHIM

Assalamu’alaikum wr. wb.

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An Nisaa’. 1). "dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan**, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk". (QS. Ar Ra’d. 21). **) Maksudnya ialah mengadakan hubungan silaturrahim dan tali persaudaraan.

Saudaraku…,
Ketahuilah bahwa: ''Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezeki dan dipanjangkan usianya, hendaklah ia senantiasa menjaga silaturahim.'' (H. R. Muslim).

Saudaraku…,
Semua diantara kita, tentunya tidak ada satupun yang mampu menghindar dari masalah selama kita masih menjalani kehidupan di dunia ini. Bahkan, seringkali yang terjadi justru sebaliknya, dimana tantangan hidup dari hari ke hari terasa kian kompleks.

Kita tidak perlu heran dengan kondisi tersebut, karena pada hakekatnya kehidupan di dunia ini memang sebagai sarana untuk menguji kita, apakah kita dapat menjalaninya dengan baik atau malah sebaliknya. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?” (QS. 2. 214).

Saudaraku…,
Jika kita perhatikan, sebagian diantara kita ada yang mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Namun, begitu banyak diantara kita yang larut dengan masalah yang dihadapinya. Seolah-olah orang yang paling sulit hidupnya hanyalah dirinya sendiri. Demikian beratnya beban hidup yang dia rasakan, sehingga dia menatap masa depan dengan penuh kegelapan. Seolah tiada harapan lagi untuknya hingga rasa putus asa menjadi teman setianya. Na’udzubillahi mindzalika!

Salah satu kunci untuk mengatasi berbagai masalah tersebut adalah dengan membina hubungan ”silaturrahim". Tentunya, kita tidak hanya sekadar mendatangi saudara, kerabat atau kenalan kita (baik datang secara fisik, lewat surat, telepon, sms, e-mail, maupun lewat sarana lainnya) dengan pertemuan yang penuh basa-basi. Namun, pertemuan itu hendaknya untuk mengukuhkan persaudaraan dan untuk saling berbagi pengalaman, berbagi bercerita, serta saling memberi nasehat.

Saudaraku…,
Dengan berbagi, kita menjadi tahu betapapun beratnya masalah yang kita hadapi, sesungguhnya kita tidaklah sendiri. Ternyata orang lain juga menghadapi masalah yang sama, bahkan mungkin lebih berat dengan bentuk yang berbeda. Jika sudah demikian, kita akan bisa lebih tegar menghadapi masalah, dan saling menguatkan, sehingga semangat hidup pun dapat tumbuh kembali.

Saudaraku…,
Jika kita tidak rajin silaturahim, maka dengan sedikit masalah saja, hal ini akan bisa membuat kita lekas putus asa, hidup tanpa harapan atau malah mengakhiri hidup secara tragis (na’udzubillahi mindzalika!). Namun dengan memperbanyak silaturahim, masalah apa pun yang menimpa, bisa kita hadapi dengan ketegaran. Kita bisa saling memberi nasehat/saling mengingatkan untuk tidak berputus asa dalam menjalani hidup ini! "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat''. (QS. 2. 214).

Saudaraku…,
Ingatlah, bahwa: “Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal”. (QS. Ali ’Imran. 160). Wallahu a'lam bish-shawab.

NB.
- Tulisan ini diambil dari: www.imronkuswandi.blogspot.com
- Maaf jika kurang berkenan!

Imron Kuswandi M. mengatakan...

BAHAYA SILATURRAHIM

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Banyak sekali hikmah dari silaturrahim sebagaimana telah diuraikan pada tulisan terdahulu {Baca kembali: “HIKMAH SILATURRAHIM”}. Meskipun demikian, jika kita tidak waspada, sesungguhnya banyak juga bahaya yang mengintainya. Karena syaitan senantiasa mencari kesempatan untuk menghancurkan / menjerumuskan kita sedemikian rupa sehingga kita semakin jauh dari Allah. Bahkan berada dalam ancaman murka-Nya. Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Al Hijr. 39).

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at).” (QS. Al A’raaf. 16-17).

Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Shaad. 82). “Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka” (QS. An Nisaa’. 119).

Saudaraku…,
Bahaya terbesar yang (mungkin) sering terjadi pada saat kita melaksanakan silaturrahim, apalagi jika dikemas dalam suatu acara yang dihadiri banyak orang, khususnya reuni, adalah kecenderungan kita untuk memamerkan/membanggakan kesuksesan kita, memamerkan/membanggakan harta kita, membanggakan karir kita, membanggakan …, membanggakan …, dst. Yang tentunya hal ini bukan saja dapat menghilangkan hikmah silaturrahim yang semula kita harapkan, tetapi justru bisa membawa kita ke dalam jurang kehancuran yang sebenar-benarnya. Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS. 4. 36). “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. 31. 18). Oleh karena itu, waspadalah wahai saudaraku!!! Wallahu a'lam bish-shawab.

NB.
- Tulisan ini diambil dari: www.imronkuswandi.blogspot.com
- Maaf jika kurang berkenan!

Imron Kuswandi M. mengatakan...

TERNYATA KITA HANYALAH SEKEPING DEBU
(Imron Kuswandi, Alumnus S1 Teknik Industri ITS '89 + S2 Teknik Industri ITS '96)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Dari buku Ilmu Pengetahuan Populer** (buku 1 dari 10 buku), diperoleh data bahwa masa bumi = 5.980.000.000.000.000.000.000.000 kg, sedangkan masa matahari = 330.000 x masa bumi. Matahari sendiri bukanlah bintang terbesar. Matahari hanyalah bintang dengan ukuran rata-rata. Bintang-bintang dengan ukuran lebih besar dari matahari, antara lain ialah bintang Antares yang mempunyai masa = 20 x masa matahari, dan bintang Hadar yang mempunyai masa = 25 x masa matahari. Sedangkan benda langit terbesar yang diketahui saat ini, mempunyai lebar = 18,6 tahun cahaya (1 tahun cahaya = jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 1 tahun, yaitu sebesar 9.500.000.000.000 km). Artinya, jika seberkas cahaya bergerak melintas dari salah satu tepi benda langit tersebut menuju ke tepi lainnya, maka untuk menyelesaikan perjalanan tersebut, diperlukan waktu selama 18,6 tahun! Subhanallah!

Jarak matahari ke bumi = 150.000.000 km. Sedangkan jarak bintang lain yang terdekat selain matahari, yaitu bintang Alpha Centauri, jaraknya = 40.000.000.000.000 km. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terdiri dari sekitar 100.000.000.000 bintang. Garis tengah Bimasakti = 80.000 tahun cahaya.

Jumlah galaksi di jagad raya diperkirakan sebanyak 10.000.000.000 galaksi. Beberapa galaksi terdekat adalah sebagai berikut: galaksi Awan-awan Magellanik, jaraknya = 200.000 tahun cahaya. Galaksi Andromeda, jaraknya = 2.000.000 tahun cahaya. Galaksi Ursa Mayor, jaraknya = 8.000.000 tahun cahaya. Dan galaksi Virgo, jaraknya = 39.000.000 – 52.000.000 tahun cahaya. Galaksi terjauh yang bisa teramati saat ini diperkirakan jaraknya mencapai beberapa milyar tahun cahaya.

Umur bumi diperkirakan = 4.500.000.000 tahun, sedangkan umur jagad raya diperkirakan = 10.000.000.000 tahun. Jadi, seandainya suatu saat bisa diciptakan teleskop tercanggih sekalipun, maka maksimal teleskop tersebut hanya mampu mengamati galaksi/benda langit lainnya yang jaraknya hanya sekitar 10.000.000.000 tahun cahaya. Galaksi-galaksi lain yang jaraknya lebih jauh lagi, tetap akan menjadi misteri, yang tidak akan pernah teramati. Karena, sejak awal mereka tercipta, cahayanya belum pernah mencapai bumi kita. Subhanallah! Maha Suci Engkau, Ya… Allah!

Saudaraku…,
Lalu berapakah sebenarnya luas alam semesta ini? Jawabnya: tidak ada seorangpun yang tahu. “dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85). “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaahaa. 110).

Subhanallah!
Jika kita melihat uraian di atas, ternyata kita hanyalah sekeping debu. Teramat kecil jika dibandingkan dengan jagad raya yang luasnya tidak ada seorangpun yang tahu, meski dengan peralatan tercanggih sekalipun. Dan, pada akhirnya barulah kita menyadari, bahwa ternyata kita tercipta dalam keadaan yang sangat lemah. “dan manusia dijadikan bersifat lemah”. (QS. An Nisaa’. 28).

Namun, pada kenyataannya, betapa banyak diantara kita yang merasa besar, hanya karena memiliki sedikit kelebihan. Padahal, “Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Asy Syuura. 4). Sehingga; Rasulullah bersabda: “Siapa yang merasa dirinya besar, lalu sombong dalam jalannya, maka ia akan menghadap pada Allah, sedang Allah murka padanya”. (H. R. Ahmad). Na’udzubillahi mindzalika!

Subhanallah!
“Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Maha Besar”. (QS. Al Waaqi’ah. 74). Bahkan hal ini ditegaskan kembali dalam dua ayat lainnya dengan kalimat yang sama, yaitu: surat Al Waaqi’ah ayat 96 serta surat Al Haaqqah ayat 52. Wallahu a'lam bish-shawab.

NB.
**) Kerja sama LIPI – Pusat Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – Grolier International, Inc. – PT. Widyadara.

Imron Kuswandi M. mengatakan...

BETAPA PELITNYA KITA UNTUK BERSYUKUR...!

(Imron Kuswandi, alumnus S-1 Teknik Industri ITS '89 + S-2 Teknik Industri ITS '96)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Bung Fulan adalah seorang pemuda alumnus sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkenal di Surabaya yang baru saja diterima sebagai staf pengajar/dosen di sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terkemuka di kota yang sama. Dengan gaji tetap per bulan, dia sudah merasa sangat bahagia dan menikmati profesinya sebagai seorang dosen.

Kini setelah menjadi dosen, dia semakin sibuk dengan kegiatan mengajar, membimbing praktikum, membimbing/menguji tugas akhir/skripsi, dll. Sebagai tuntutan profesi, dia juga mulai menyibukkan diri dengan kegiatan penelitian. Berbagai kegiatan seminar penelitian di tingkat nasional sudah mulai dia ikuti sebagai salah satu sarana untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya. Tak lupa, dia juga aktif dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu wujud kepeduliannya kepada masyarakat.

Demikianlah, hari-hari dia lalui dengan berbagai kesibukan. Hingga pada akhirnya, gaji tetap yang biasa/rutin dia nikmati per bulan, tanpa dia sadari seperti berlalu begitu saja. Dia baru merasa mendapatkan rezeki jika ada penghasilan tambahan, yaitu ketika hr. pembimbing/penguji skripsi cair, meski jumlahnya tidak sebanding dengan gaji bulanan yang dia terima. Demikian juga saat hr. pembimbing praktikum, hr. mengajar, hr. koreksi UTS/UAS serta penghasilan lainnya yang sifatnya incidental.

Saudaraku…,
Apa yang dialami oleh Bung Fulan tersebut, bisa saja terjadi pada diri kita, terutama bagi kita yang bekerja sebagai karyawan dengan gaji tetap per bulan. Tanpa kita sadari, bisa jadi kita baru merasa mendapatkan rezeki ketika ada penghasilan tambahan yang sifatnya incidental, meski jumlahnya tidak sebanding dengan gaji bulanan yang kita terima.

Demikianlah, sesuatu yang biasa/rutin kita peroleh/kita nikmati, seolah hal itu berlalu begitu saja. Padahal semuanya tidaklah datang dengan sendirinya. Karena semuanya merupakan nikmat pemberian Allah Yang Maha Pemurah, yang seringkali kita lupakan. Dan tanpa kita sadari, seringkali kita baru merasa mendapatkan nikmat/rezeki dari-Nya ketika ada nikmat/rezeki tambahan yang sifatnya incidental, meski nilainya tidak sebanding dengan nikmat/rezeki yang biasa/rutin kita peroleh/kita nikmati. Ah… betapa pelitnya kita untuk bersyukur…!

“Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”. (QS. Al Baqarah. 243). “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah)”. (QS. Ibrahim. 34).

Saudaraku…,
Kondisi di atas, ternyata juga dapat terjadi pada semua aspek kehidupan kita yang lain. Nikmat pendengaran kita, misalnya. Karena sudah biasa kita terima sejak kita terlahir di dunia ini, maka nikmat pendengaran itu seolah-olah seperti berlalu begitu saja. Sepertinya kita tidak pernah merasa bahwa setiap saat kita telah diberi nikmat pendengaran sehingga kita dapat menikmati keramaian/hiruk pikuknya kehidupan dunia ini.

Demikian pula dengan nikmat penglihatan. Karena sudah biasa kita nikmati sejak kita terlahir di dunia ini, maka seolah-olah nikmat penglihatan itu seperti berlalu begitu saja. Sepertinya kita tidak pernah merasa bahwa setiap saat kita telah diberi nikmat penglihatan sehingga kita dapat menikmati keindahan dunia ini.

Hal yang sama juga terjadi dengan hati kita. Karena sudah kita terima sejak kita terlahir di dunia ini, seolah-olah hal itu seperti berlalu begitu saja. Sepertinya kita tidak pernah merasa bahwa dengannya, kita dapat merasakan bahagianya hidup ini, juga perasaan senang, sedih, gembira, terharu, dst. silih berganti, sehingga menjadikan hidup ini terasa lebih bermakna, tidak monoton dan membosankan.

Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. Al Mulk. 23). “Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur”. (QS. Al Mu’minuun. 78). “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)-nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”. (QS. As Sajdah. 9).

Saudaraku…,
Demikian pula halnya dengan adanya malam dan siang yang secara teratur silih berganti. Sehingga dengannya kita dapat bekerja dan beristirahat. Bisa dibayangkan jika malam dan siang tidak bergantian secara teratur. Misalnya, tiba-tiba malam berlangsung sangat lama, baru berganti siang. Demikian pula sebaliknya, sehingga sulit diprediksi kapan malam berganti siang, juga siang berganti malam. Kondisi seperti ini pasti akan membuat hidup kita tidak teratur, jauh dari kenyamanan.

Namun, karena malam dan siang yang secara teratur silih berganti tersebut telah biasa kita nikmati sejak kita terlahir di dunia ini, seolah-olah hal itu seperti berlalu begitu saja. Ah… betapa pelitnya kita untuk bersyukur…! “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur”. (QS. Al Furqaan. 62).

Saudaraku…,
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu**, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat)-Ku”. (QS. Al Baqarah. 152). **) Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu. “Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. (QS. Adh Dhuhaa. 11).

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman. 12).

NB.
*) Bung Fulan pada kisah di atas hanyalah nama fiktif belaka. Mohon ma’af jika secara kebetulan ada kemiripan nama dengan kisah di atas!

- Tulisan ini diambil dari: www.imronkuswandi.blogspot.com
- Maaf jika kurang berkenan!

Anonim mengatakan...

can u leave ur phone number to me???

Anonim mengatakan...

Read your article, if I just would say: very good, it is somewhat insufficient, but I am

still tempted to say: really good!
Personalized Signature:面对面视频游戏,本地棋牌游戏,本地方言玩游戏,打麻将,玩掼蛋,斗地主,炸金花,玩梭哈